Title : Still In My heart
Cast : Jonghyun, Key, Onew
Author : Shawn~
Length : One Shoot
Genre : Full Angst,Yaoi
Note : Ini FF OnJongKey pertama
saya, entahlah ada yang baca atau engga J.Karena
Blog saya ini masih sepi, Jadi saya gak berharap banyak yang comment :D
Happy Reading^^
.
.
.
.
.
Still In My Heart
.
.
.
.
.
.
Melihatmu dengannya
Cukup..ani.. SANGAT sakit disini
Disinilah rasa yang ku pendam untukmu
Kau lebih memilihnya,miris..
Melihatmu bahagia mungkin lebih baik
Tetapi disini tak lebih baik
Melihatmu menangis karenanya
Tapi ini semua belum terlambat.
Aku selalu mencintaimu.
~***~
“Key-ah,kajja kita ke kantin
bersama,eum?”. Ajakku pada Key.
“Ani Jinki-ah kau duluan saja,
aku sedang ada janji dengan Jonghyun,lagipula jika aku tak datang dia pasti
marah lagi padaku.keke”. Jawab Key dengan nada gurauan. Sebenarnya Key juga
tidak enak terus-terusan menolak ajakan sahabatnya itu, tapi mau bagaimana lagi
Jonghyun juga lebih penting.Orang yang sangat dicintai Key yang notabenenya
adalah ‘Kekasihnya’ selama 6 bulan ini.
“oh begitu”. Gumamku lirih, Aku
kecewa.
“Sudahlah pergi saja denganku,
kau akan kencan lagi Key?”. Tanya Minho yang tiba-tiba datang dengan tangan
yang tersampir di bahuku. Entahlah pertanyaan Minho membuatku sedikit sakit.
“Emm,oh sudah ya ternyata Jonghyun
sudah menunggu ku duluan,aku pergi”. Pamit Key pada aku dan Minho. Senyum
manisnya masih tertera jelas diwajahnya. Dia bahagia.
---
Dikantin, aku bertemu
mereka,mereka yang membuatku sakit dengan adegan mesranya. Oh Tuhan apa lagi
ini, aku sudah tak sanggup lagi nafsu makanku berkurang bahkan sudah
menghilang. Ku tatap Minho yang sedang duduk didepanku melahap makanan yang
baru di pesannya. Haruskah aku menghancurkan nafsu makan Minho juga? aku bukan
orang yang seperti itu. Ku pejamkan mataku menahan rasa cemburu di dadaku.
Sesak. Sesekali ku lirik mereka dengan sudut mataku. Key sedang bergeliat di
lengan Jonghyun yang memeluknya, entah berapa kali aku melihat adegan seperti
ini. Hingga Minho membuyarkan lamunanku.
“Kau tidak makan?”. Aku hanya
menggeleng. Ku tarik tasku setelah ku lihat Minho sudah menyelesaikan
makanannya. Dia tidak akan bertanya mengapa padaku,karena dia bukan orang yang
banyak bicara.Aku dan Minho berdiri meninggalkan tempat yang menurutku cukup
panas itu.
***
“Sampai kapan kau begini? carilah
penggantinya”.
Aku hanya tersenyum kecut
mendengar pertanyaan Minho sambil memandang aliran Sungai Han yang semakin
indah jika sore hari.
“Aku belum bisa, dia terlalu
indah bagiku” Jawabku dengan tatapan kosong membayangkan saat aku menyatakan cintaku
pada Key, tapi Key lebih memilih dia,Jonghyun.
“Kalau begitu tunggu saja sampai
mereka putus.” Ujar Minho kesal.
“Haruskah aku?” Tanyaku pada
Minho sambil tersenyum manis. Aku bukanlah tipe orang yang suka memperlihatkan
kesedihanku pada orang lain.
“Eumm.. menurutku ini sedikit
tidak adil. Kau menyukainya lebih lama dari Jonghyun,tapi malah Jong-“
“Sudahlah tidak usah dibahas”.
Potongku pada Minho.Ku pejamkan mataku merasakan angin semilir yang menggoyangkan
sedikit rambutku. Hingga aku mendengar suara yang sangat ku kenal dia berteriak
memanggilku. Suara itu. Suara merdu yang selalu menghiasi gendang telingaku.
“Jinki-ah!” Dia berteriak kencang
dan berlari ngos-ngosan ke arahku. Aku melihat sekitarku, kemana Minho? Apa dia
meniggalkanku? Lalu mengapa makhluk indah ini berada di sini?
“Hey! Kenapa kau diam saja?Sedang
apa disini?”. Tanya Key antusias.
“eoh emm aku hanya menikmati
pemandangan disini,kau sendiri?”. Jawabku sambil tersenyum manis.
“oh,aku kesini bersama Jonghyun
tapi tadi aku melihatmu disini jadi ya aku berniat untuk menyapamu”.Jawab Key.
Oh bersama dia lagi, hanya
menyapaku? hanya itu? kenapa hanya itu Key?.Gumamku dalam hati.
“Chagiya!” Jonghyun berteriak dan
berlari kecil menghampiri kami.
“Oh ada kau Jinki” ucapnya sambil
menunjukku.Aku hanya tersenyum,senyum yang hanya ku paksakan. ck! Sial, Aku tak
mau terhanyut dalam pembicaraan mereka berdua,tapi aku harus bagaimana?
“Key-ah aku harus pergi,kau tahu
kan? aku harus mengurus beberapa tugas yang harus kulaksanakan”. Ucap Jonghyun
setelah sebelumnya mendapat telefon dari seseorang, Dia kuliah jurusan
administrasi negara dan dia sekarang sedang dilatih mengurus administrasi
kampus kami,jadi wajar saja jika dia sangat sibuk.
Kulihat Key mengangguk mengerti
hingga sebuah kecupan dari Jonghyun dilayangkan tepat di bibir Key. Segera aku
alihkan pandanganku, jujur aku sungguh tak sanggup melihatnya.Hingga aku
mendengar suara mobil Jonghyun yang sudah berjalan menjauhi kami.
“Aku jadi ingin melihat Sungai
Han bersamamu”. Ujar Key menatapku.
“eoh? emm”. gumamku menangguk
kecil pada Key.
Hening. Tak ada pembicaraan
apapun diantara kami. Key selalu begini dia akan bersamaku jika Jonghyun sedang
sibuk dengan tugas kuliahnya hanya saja tadi kebetulan aku bertemu dengan Key. Saat
itu Key sempat putus dengan Jonghyun, Key seharian menangis di pelukanku.Itu
menyakitkan.Melihat orang yang kita cintai menangis karena orang lain. Hingga
akhirnya Key memutuskan untuk kembali menjalin hubungan dengan Jonghyun lagi.
“Jinki-ah”. Panggil Key lirih tanpa
menoleh kearah ku.
“emm,ada apa?” Jawabku pada Key
yang tiba-tiba memecah keheningan diantara kami.
“Apa kau masih menyukaiku?”.
Deg
Kenapa dia menanyakan itu?.Seketika
jantungku berpacu berdetak lebih cepat dari biasanya.Tubuhku mulai memanas.
Keringat dingin sedikit bermunculan di pelipisku.Aku gugup.Apa yang harus ku
jawab? tentu aku masih menyukainya bahkan sangat mencintainya tapi tidak
mungkin kan aku harus berkata jujur mengingat hubungan Jonghyun dan Key yang
semakin lengket itu. Aku bisa disebut sebagai perusak hubungan orang lain jika
mengatakannya.
“Kenapa kau bertanya seperti
itu?”
“emm ani”. dia hanya menggeleng
dan kembali menatap Sungai Han.Apa yang terjadi dengannya? Aku hanya mengangguk
kecil setelah ku rasakan sebuah tangan lembut berada di tanganku. Key..
menggenggamku.
“Ada apa?”. Tanyaku setenang
mungkin.
“Hanya ingin saja”. Jawabnya
singkat tanpa menoleh ke arahku.
***
Pagi yang cerah. Seperti biasa ku
langkahkan kakiku menuju halaman Universitas Konkuk yang telah resmi menjadi
tempatku menimba ilmu sejak 4 tahun yang lalu. Tersenyum ketika para dongsaeng
disini menyapaku. Kualihkan pandanganku kesekitar halaman universitas yang
cukup luas ini hingga pandanganku berhenti setelah melihat orang tengah
berjalan terburu-buru memegangi hidungnya, menurut apa yang ku lihat dia sedang
menuju ke toilet. Wajahnya terlihat pucat. Key ada apa dia? apa dia sakit?
gumamku lirih melihat tubuhnya yang mulai menghilang di balik dinding pembatas
toilet dengan koridor.Dia memang terlihat aneh sejak pertemuan kami di Sungai
Han seminggu lalu.
Aku berniat menyusul Key ke
toilet, tapi ternyata dia sudah keluar. Kapan dia keluar? aku tak melihatnya.
Ku langkahkan kakiku menuju kelasku, mungkin Key sudah ada di kelas.Pikirku.
Key’s POV
Ahh.. aku mendesah kecil setelah
ku rasa sakit di kepalaku belum ringan juga sejak tadi malam juga darah segar
yang baru saja keluar dari hidung bangirku. Ku putuskan untuk membaca novel
sambil menunggu dosen yang belum datang. Sesekali ku lirik bangku Jinki, dia
belum datang. Ku kernyitkan dahiku padahal biasanya dia yang paling lebih awal
memasuki kelas. Mungkin sedang kesiangan, gumamku. Ku letakkan kepalaku yang
masih terasa berat di atas meja, tapi sebelum benar-benar ku letakkan, Jinki
menarik kuat tanganku,memaksaku berdiri dan keluar dari kelas tanpa bicara barang
sepatah katapun. Aku meronta, pegangannya sangat kuat dia masih menarikku entah
kemana.
“Hey,Lepaskan aku,sakit..kita mau
kemana?”.Pekikku padanya.Tapi dia sama sekali tak menggubrisku. Hingga kami
sampai di rooftop kampus.
“Mau apa kita kesini?”.Tanyaku
bingung setelah dia baru melepaskan tangannya padaku.Aku ingat betul dia selalu
kesini jika ada masalah,apa dia sedang ada masalah?
“Apa kau ada
masalah?”.Lanjutku.Dia masih mengatur nafas sambil menatapku dalam.Aku tak
mengerti arti tatapannya.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Kau
kenapa?”
“Memangnya apa yang terjadi? Aku
baik-baik saja”. Ujarku padanya yang beberapa menit lalu mulai membuka
mulutnya.Ilmu psikologinya sangat tinggi,aku takut dia membaca pikiranku.Tapi
aku benar baik-baik saja.
“Lalu apa yang kau lakukan tadi
pagi? Berlari menuju toilet dan sekarang wajahmu pucat bahkan sangat pucat dari
biasanya.Kau sakit? Sakit apa?” Tanya Jinki.Matanya masih menatapku seakan
menginterogasiku.
“Aku..” Jawabku terpotong karena
badanku yang mulai terhuyung dan kurasakan darah segar itu keluar lagi dari
hidungku, bayangan Jinki mulai menghilang.Aku pingsan.
***
Ku kerjapkan mataku membiasakan
cahaya yang perlahan memasuki bola mataku. Aromanya, sudah tak salah lagi aku
di rumah sakit.Aku sudah hapal dengan aroma ini, aroma ruangan yang sering aku
singgahi 2 minggu terakhir sebelum aku pingsan hari ini.Ku edarkan pandanganku
ke seluruh ruangan bernuansa putih ini, tidak ada siapa-siapa hanya aku sendiri
disini. Jinki. Aku yakin pria itu lah yang membawaku kesini. Aku ingat betul
sebelum aku pingsan dialah orang yang terakhir ku temui, tapi kemana dia? Apa
dia sudah mengetahui sesuatu tentangku? ahh aku menghela pasrah, cepat atau
lambat dia pasti akan mengetahuinya.
“Sudah sadar?”.Ucap Jinki dari
balik pintu yang membuyarkan lamunanku. Aku hanya mengangguk.
“Bagaimana keadaanmu? Masih
sakit?”.Ucapnya lagi.
“Hanya sedikit pusing”.Ujarku
sambil memegang kepalaku yang penat.Dia hanya mengangguk kecil.
“Jinki-ah”.Aku memanggilnya
lembut. Dia hanya bergumam lirih dan menatapku.
“Aku..”.Tiba-tiba tubuhku melemas.
Kurasakan darah segar kembali keluar dari hidungku.Ku lihat Jinki semakin panik
dan berteriak memanggil dokter, aku.. sudah tak tahan semoga aku belum
terlambat, Tuhan.. ijinkan aku mengatakan perasaanku padanya sebelum Kau
mengambil nyawaku hari ini..
Jinki’s POV
Aku menunggu di depan kamar Key
bersama adiknya Lee Taemin yang juga menangis terisak. Tubuhku merosot di
dinding.Kenapa harus secepat ini Key..Huks..Ku tatap nanar pintu bertuliskan
‘Kim Kibum’.Kau terlalu kuat Key bahkan kau mampu menahan penyakit ini 3 tahun
tanpa seorang pun yang mengetahuinya.Lalu bagaimana kekasihmu? Apa dia juga
tidak tau? Apa dia benar-benar terlalu bodoh sehingga mementingkan tugas
kuliahnya ketimbang nyawa kekasihnya?
“Adakah yang bernama Jinki
disini? Kim Kibum-ssi ingin bertemu”.Ucap seorang wanita berjas putih yang baru
saja keluar dari kamar Key.
“Aku dok!”.Pekikku
tertahan.Langsung ku langkahkan kakiku menuju kamar Key. Kulihat Key yang lemah
tak berdaya berbaring diatas kasur empuknya.Ku tatapnya dalam.Sesak.Aku tak
bisa melihat Key seperti ini.Bibirnya pucat terdapat warna kehitaman di bawah
matanya.Dia..benar-benar seperti..
“Jinki-ah”.Panggil Key
parau.Langsung ku dudukkan badanku tepat di sampingnya.
“Apa Jonghyun tak
datang?”.Tanyanya.Aku hanya menggeleng.”Biarkan saja mungkin dia sedang sibuk”.
ucapnya lagi.
“Key-ah,jebbal..kajima”.Ucapku
terisak.Aku sudah tak bisa lagi membendung air mataku.Ini menyakitkan.
“Anio..aku tak akan
meninggalkanmu Jinki, aku akan tetap tinggal disini”. Ucapnya menyentuh dadaku.
“Walaupun ragaku tak disini,tapi hatiku akan tetap disini”.Lanjutnya lagi
dengan suaranya yang serak.Aku mengernyitkan dahiku, apa maksudnya? Aku tak
mengerti.
“Anio Key,aku mohon jiwa ragamu
harus tetap disini”.Ku rengkuh tubuh mungilnya.Dan dia membalas pelukanku.Ini
semua terasa hangat sekaligus menyakitkan.
“Jinki-ah..mianhae,waktu itu aku
sempat menolakmu”.Bisiknya tepat di telingaku.Aku tak peduli hal itu
sekarang.Yang ku pedulikan adalah agar Key tetap hidup menghiasi hari ku
seperti biasa.”Kau boleh mengatakan aku pe..nge..cut ta..pi.. wak..tu i..tu
sebenarnya a..ku mu..lai menyu..kaimu Jinki-ah,mianhae telah membuatmu
ter..luka hh,Jinki-ah Sa..rang..hae. Mi..an aku ter..lambat mengu..capkannya”.Tubuhku
meremang.Bibirku kelu mendengarkan bisikkannya yang lemah. Perlahan tangannya
mulai melemas melepaskan pelukanku.Tubuhnya mendingin, manik matanya tertutup..selamanya.
Key.. dia telah tiada.
Masih kurengkuh tubuh rampingnya,
aku menangis terisak di bahunya. Ingin aku berteriak sekencang-kencangnya. Tapi
percuma Key tak akan kembali, dia tak akan kembali lagi. Tapi seperti dia bilang
dia masih disini, dihatiku selamanya.Ini semua belum terlambat Key, aku masih
dan sangat mencintaimu. Aku bahkan sangat bahagia orang yang terakhir kau
lihat, kau peluk itu adalah aku. Bukan namja itu namja yang sama sekali tak
layak menjadi kekasihmu.
When you go leave me
It’s okay, because you still in my heart.
Ini sumpah jelek banget,pendek and ga dapet feel nya. Tapi bagi siapapun yang baca.Tolong comment ne, aku cuma pengen tau aja siapa yang udah baca FF ini. Gomawo^^ *bow